Selasa, 13 Maret 2012

JMF K-275

PERENCANAAN CAMPURAN BETON K-275
Data-data pemeriksaan Laboratorium tentang bahan-bahan yang dipakai, sebagai berikut :
I.       Agregat Halus (Pasir)
      - Modulus Kehalusan                                                                 = 2,635 %
      - Berat Jenis Pasir  (ssd)                                                            = 2,565 gr/cm3
      - Berat isi loose (ssd)                                                                 = 1,600 gr/cm3
      - Absorbtion                                                                               = 1,85 %
      - Kadar Air                                                                                = 1,85 %
II.  Agregat Kasar (Batu)
      - Ukuran Maksimal                                                                      = 1 1/2”
      - Berat Jenis (ssd)                                                                        = 2,632 gr/cm3
      - Berat isi loose                                                                           = 1,65 gr/cm3
      - Absorbtion                                                                                = 0,69 %
      - Kadar Air                                                                                 = 2,10 %
      - Lolos # 200                                                                              = 0,75 %
III. Portland cement
      - Berat isi                                                                                    = 1,250 gr/cm3
      - Berat Jenis                                                                                = 3,15 gr/cm3
      - Berat per zak                                                                            = 50 kg 

DAFTAR PUSTAKA


DAFTAR PUSTAKA

Beton Normal.SK SNI T-15-1990-03. Cetakan Pertama,  Bandung: DPU-Yayasan LPMB, 1991
Departemen Pekerjaan Umum. LPMB. Buku Petunjuk Pelaksanaan Beton. 1973.
Derektorat Penyelidikan Masalah Tanah dan Jalan, Jakarta: DPU-Yayasan      LPMB, 1973
Departemen Pekerjaan Umum. Pengujian Beton 3, Bahan Bacaan dan Referensi Teknisi Laboratorium. KRMTP. 1996
Departemen Pekerjaan Umum. LPMB. Tata Cara Pembuatan Rencana CampuranBeton Normal SK SNI T-15-1990-03. LPMB. Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum.. Spesifikasi Teknis. Satuan Kerja Perencanaan Dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Propinsi Kalimantan Tengah (2006)
 Murdock, L.J.,K.M. Brook, dan Stephanus Hendarko., Bahan dan Praktek Beton. Jakarta: Erlangga 1999
Mulyana, T. Teknologi Beton. Edisi kedua. Andi Offset. Yogyakarta.2003.
Nawi, E. G., Beton Bertulang. Suatu Pendekatan Dasar. Cetakan kedua, Rafika Aditama. Bandung. 1998
Nugraha P., dan Antoni, Teknologi Beton dari Material, Pembuatan, ke Beton Kinerja  Tinggi. Edisi Pertama. LPPM, Andi Offset. Yogyakarta. 2007
Sutami. Konstruksi Beton Indonesia. Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta 1971.
Sagel, R. Kole.,P dan Kusuma, G. Pedoman Pengerjaan Beton. Erlangga.       Jakarta 1994
Standard Nasional Indonbesia (SNI). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung  (SNI 03-2847-2002). Cetakan kedua, ITSPRESS. Surabaya. 2009

BAB V

BAB  V
PENUTUP
5.1              Kesimpulan
                    Dari penelitian yang telah dilakukan di laboratorium terhadap penggunaan agregat kasar yaitu batu pecah mekanis dengan kuat tekan rencana (f’c) 35 MPa untuk campuran beton K-350 dapat diperoleh kesimpulan  sebagai berikut :
1)      Agregat kasar batu pecah mekanis dapat memenuhi standar spesifikasi sebagai agregat kasar sebagai bahan campuran beton K-350 dan dapat dilihat dari data sebagai berikut dibawah ini :

BAB IV


BAB  IV
EVALUASI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1            Hasil pemeriksaan agregat kasar (batu pecah mekanis) dari KM 33 Bukit   Sintang dan pasir Sungai Sulung Kabupaten Lamandau.
         Tabel 4.1 Data hasil pemeriksaaan terhadap bahan batu pecah mekanis dan     agregat halus.

BAB III


BAB  III
METODE  PENELITIAN                                                                                                                  
3.1        Umum
            Metode penelitian yang digunakan adalah metode uji laboratorium. Bahan-bahan material yang akan digunakan dalam  Perencanaan Campuran Beton K-350 ialah material batu pecah mekanis yaitu hasil olahan stone crusher yang akan dijadikan sebagai agregat kasar untuk campuran beton dan dikombinasikan dengan bahan agregat halus pasir sungai Sulung  Kabupaten Lamandau dan akan diperiksa terlebih dahulu di laboratorium untuk memperoleh sifat-sifat dan karakteristik dari material tersebut. Data yang dihasilkan di laboratorium akan digunakan untuk perencanaan campuran, selanjutnya dibuat benda uji kubus dan silinder untuk dilakukan uji kuat tekan sehingga diketahui karakteristik sifat material dalam campuran.

BAB ll

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Beton
Beton ialah merupakan suatu benda padat yang didapatkan dari pencampuran bahan-bahan agregat kasar dan agregat halus, yaitu pasir, batu pecah/kerikil atau bahan-bahan semacam lainnya, kemudian dicampur dengan bahan pengikat semen dan air sebagai bahan pembantu guna proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Nilai kekuatan serta daya tahan (durability) beton tergantung dari banyak faktor, diantaranya ialah nilai banding campuran, mutu bahan susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing, temperatur dan kondisi perawatannya.
Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan dengan nilai kuat tariknya dan beton merupakan bahan yang bersifat getas. Nilai kuat tariknya sekitar 9%-15% saja dari kuat tekannya pada penggunaan sebagai komponen struktural bangunan, umumnya beton diperkuat dengan bahan tulang baja sebagai bahan yang dapat bekerjasama dan mampu membantu kelemahannya, terutama pada bagian yang menahan gaya tarik (Djokohusodo, 1.,1999).

BAB I



PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Beton ialah salah satu bahan yang paling umum dan sering digunakan dalam pembangunan sarana dan prasarana untuk kepentingan umum ataupun masyarakat luas, seperti gedung perkantoran, gedung sekolah, rumah ibadah, jembatan, bendungan, gedung-gedung bertingkat dan sebagainya. Bahan beton ini selain memiliki banyak kelebihan bila dibandingkan dengan jenis bahan lain juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya ialah memiliki berat sendiri yang lebih besar, bentuk yang telah dibuat sulit diubah, pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi dan daya pantul suara yang lebih besar.
Dengan adanya berat sendiri yang besar, dan bentuknya sulit diubah tentunya merupakan suatu hal yang kurang menguntungkan dari segi perencanaan konstruksi beton terutama bagi daerah-daerah yang memiliki daya dukung tanah yang kurang baik seperti didaerah Kalimantan Tengah yang sebagian besar tanahnya yang kurang baik yaitu bergambut dan berawa-rawa. Untuk daerah seperti ini perlu adanya penanganan dan perencanaan suatu pekerjaan beton yang khusus dimana suatu konstruksi akan dibangun, dan hal ini merupakan yang kurang menguntungkan karena makin meningkatnya biaya untuk perencanaan konstruksi tersebut. Untuk daerah dan kondisi tanah seperti ini diperlukan adanya kontruksi yang kuat dan kualitas beton yang baik, salah satu alternatif bahan yang dapat dipakai adalah dengan menggunakan batu pecah olahan mekanis yang dipakai sebagai agregat kasar yang dikombinasikan dengan agregat halus pasir setempat yang diambil dari sungai Sulung Kabupaten Lamandau yaitu sebagai material penyusun perencanaan campuran beton K – 350 (kemampuan suatu beton dapat menahan beban sebesar 35 kg dengan satuan kg/cm2)