Selasa, 13 Maret 2012

BAB V

BAB  V
PENUTUP
5.1              Kesimpulan
                    Dari penelitian yang telah dilakukan di laboratorium terhadap penggunaan agregat kasar yaitu batu pecah mekanis dengan kuat tekan rencana (f’c) 35 MPa untuk campuran beton K-350 dapat diperoleh kesimpulan  sebagai berikut :
1)      Agregat kasar batu pecah mekanis dapat memenuhi standar spesifikasi sebagai agregat kasar sebagai bahan campuran beton K-350 dan dapat dilihat dari data sebagai berikut dibawah ini :
No
Uraian
Hasil Pengujian
Spesifikasi




 1
 Berat Jenis Agregat
2,601 kg/m3
< 2,700 kg/m3
 2
 Keausan agregat
20,29 %
< 40 %
 3
 Berat Volume Agregat
1,735 kg/m3
1,2-1.75 kg/m3
 4
 Penyerapam Air
0,621 %
-
 5
 Modulus agregat kasar
6,527 %
6,0-7,1 %

2)      Beton yang dihasilkan dari pemakaian batu pecah mekanis termasuk  kategori beton mutu Normal  karena berat isi beton adalah 2,442 kg/m3
3)      Kuat tekan maksimal gabungan yang dicapai adalah 36,848 Mpa
a)      Tegangan kuat tekan beton karakteristik (f’c) untuk benda uji beton kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm ialah 33,522 MPa
b)      Tegangan kuat tekan beton karakteristik (f’c) untuk benda uji beton silinder ukuran diameter 15 cm x 30 cm adalah 33,376 MPa
c)      Kuat tekan beton karakteristik (f’c) yang dihasilkan adalah 34,575 MPa yang artinya tidak dapat memenuhi kuat tekan beton karakteristik yang diharapkan yaitu, 35 MPa disebabkan banyak faktor yaitu keadaan kondisi lingkungan penelitian.
4)      Pola retak yang dominan terjadi pada benda uji beton adalah pola retak jenis Columnar yaitu sekitar 72,5 % dari jumlah contoh benda uji yang diuji
5)      Untuk perencanaan campuran ini dapat dipakai untuk membuat suatu formula mix design campuran beton K-350, tetapi untuk percobaan pengujian pembuatan benda uji beton perlu dilakukan kembali supaya mendapatkan hasil yang optimal, namun tidak bisa dilakukan karena mengingat keterbatasan waktu.









5.2              Saran
1)      Dalam perencanaan suatu campuran beton dengan mutu tinggi perlu diperhatikan, perencanaannya, tingkat kebersihan bahan material benar-benar diperhatikan dengan baik, pemakaian faktor air semen yang optimal, bahan pembentuknya, pemadatannya, dan pengaruh lingkungan. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi mutu dari  beton.
2)      Percobaan pengujian untuk pengambilan contoh benda uji beton perlu dilakukan kembali untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal
3)      Pada pemeriksaan bahan dan pemeriksaan benda uji sebaiknya berpedoman pada prosedur-prosedur yang ditentukan dan diperlukan ketelitian yang baik dalam pemeriksaan bahan, perhitungan dan perencanaan  akan berpengaruh pada hasil akhir yang akan dicapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar